Kenapa KAMMI Harus Membela Fahri Hamzah ? Oleh: Sigit Hidayat. AW, S.Pd (Kader KAMMI Banjarmasin) F ahri Hamzah adalah satu dari sekian ba...
Kenapa KAMMI Harus Membela Fahri Hamzah ?
Oleh: Sigit Hidayat. AW, S.Pd (Kader KAMMI Banjarmasin)
Fahri Hamzah adalah satu dari sekian banyak tokoh nasional di negeri ini yang sering disorot media terkait sikap dan gagasannya yang cenderung anti-mainstream. Bahkan tidak jarang ide dan gagasannya menuai kontroversi dan memimbulkan polemik di masyarakat.
Fahri Hamzah bukan orang baru di dunia politik, setelah mengarungi dunia aktivis, dia terjun ke dunia politik melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang didirikannya bersama rekan-rekan aktivis 1998 dan terpilih selama 3 Periode berturut-turut sebagai anggota DPR RI.
Orang-orang di luar sana ketika disebut nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), maka orang akan teringat dengan sosok Fahri Hamzah. Dan begitu pun sebaliknya, ketika disebut nama Fahri Hamzah orang akan mengaitkannya dengan Organisasi KAMMI.
Hal ini bukan tanpa alasan, sejarah telah mencatat bahwa Fahri Hamzah merupakan ketua umum pertama KAMMI yang menjabat pada tahun 1998 sampai 1999. Bukan cuma itu Fahri Hamzah juga merupakan deklarator (pendiri) organisasi KAMMI.
KAMMI dan Fahri Hamzah memang berjodoh, keduanya seperti mempunyai chemistry yang sangat kuat. Bahkan, setelah menjadi alumni pun Fahri Hamzah tidak lantas bisa melepaskan diri dari organisasi KAMMI ini. Pada kongres pertama Keluarga Alumni KAMMI (KA KAMMI) yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 12 - 13 November 2016 lalu, Fahri Hamzah didaulat menjadi Ketua Umum Pertama Keluarga Alumni KAMMI (KA KAMMI) Nasional.
Terkait konflik antara GELORA dan PKS, kader KAMMI harus lebih objektif lagi dalam mengambil sikap dan jangan sampai terbawa-bawa dalam narasi pecah belah yang dibangun oleh kedua kubu.
Beda halnya dengan alumni KAMMI yang sudah tidak lagi berada dalam struktur organisasi KAMMI. Posisi KAMMI di sini jelas, dalam AD/ART pun dijelaskan bagaimana posisi dan sikap KAMMI dalam politik pragmatis. Independensi KAMMI harus benar-benar kita jaga, agar dia bukan hanya menjadi slogan dan pemanis semata, namun dalam prakteknya nol besar.
Dalam dunia politik, berbeda pendapat dan berbeda pilihan politik itu merupakan sebuah keniscayaan. Hanya saja, saya sangat prihatin ketika ada kader ataupun alumni KAMMI yang ikut-ikutan menghujat dan menghakimi pribadi Fahri Hamzah secara membabi-buta, hanya karena dia berbeda pilihan politik.
Perlu digaris-bawahi, di sini kita tidak bermaksud untuk mengkultuskan figur Fahri Hamzah. Namun demikian, bagaimana pun Fahri Hamzah yang sekarang tidak bisa dipisahkan dari organisasi KAMMI. Fahri Hamzah merupakan simbol KAMMI saat ini dan sampai kapanpun Fahri Hamzah tidak bisa dipisahkan dari Organisasi KAMMI.
Oleh karenanya, hal-hal yang merusak ketokohan dan kepemimpinan Fahri Hamzah harus dihindari. Dan KAMMI sebagai rumah pertamanya harus pasang badan ketika Fahri Hamzah diserang dan difitnah. Karena bagaimana pun, Fahri Hamzah merupakan aset KAMMI yang harus dijaga dan dilindungi.
Memusuhi Fahri Hamzah sama halnya juga dengan memusuhi KAMMI. Dan sudah seharusnya Kader dan Alumni KAMMI akan membela Fahri Hamzah mati-matian demi menjaga nama baik organisasi. (*)